Jumaat, 30 Oktober 2009

Mengembangkan Ketrampilan Sosial pada Remaja

Mengembangkan Ketrampilan Sosial pada Remaja
Oleh Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.

Jakarta, 6 Agustus 2002
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan

Delapan Aspek
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.
Menurut hasil studi Davis dan Forsythe (1984), dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skills) yaitu
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan kerja
Beberapa Saran
Dalam pengembangan aspek psikososial remaja, maka delapan aspek yang menuntut ketrampilan sosial remaja harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi yang kondusif. Di bawah ini adalah beberapa saran yang mungkin berguna bagi pengembangan aspek psikososial remaja:
1. keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan ketrampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari:
• kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
• kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
• kurang mampu berkomunikasi secara sehat
• kurang mampu mandiri
• kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
• kurang mampu bekerjasama
• kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis. Kehramonisan dalam hal ini tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam banyak kasus orangtua single terbukti dapat berfungsi efektif dalam membantu perkembangan psikososial anak. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dsb. hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara satu sama lain menjadi rusak

2. lingkungan
Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga(keluarga primer & sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara, atau kakek dan nenek saja.

3. keperibadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
4. rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi. Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat kesegaran baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat baru.
5. pergaulan dgn lawna jenis
Untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role behavior yang menjadi sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun berkeluarga

6.pendidikan
Pada dasarkan sekolah mengajarkan berbagai ketrampilan kepada anak. Salahsatu ketrampilan tersebut adalah ketrampilan-ketrampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya. Dalam hal ini peran orangtua adalah menjaga agar ketrampilan-ketrampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak atau remaja dan dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya

7.persahabatan
Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman amatlah besar. Seringkali remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain. Dalam hal ini orangtua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi perkembangan psikososialnya.
8.lapangan kerja
Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan menghadapi dunia kerja. Keterampilan sosial untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah disiapkan sejak anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran disekolah mereka telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Setelah masuk SMU mereka mendapat bimbingan karier untuk mengarahkan karier masa depan. Dengan memahami lapangan kerja dan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dibutuhkan maka remaja yang terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi akan dapat menyiapkan untuk bekerja.

9. meningkatkan kemampuan penyesuaian diri
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif. Agar anak dan remaja mudah menyesuaikanan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua/pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya, dsb. Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang lain/kelompok.
Selain itu anak harus diajarkan sejak dini untuk dapat memilih prioritas tugas-tugas yang harus segera diatasi, bukan menunda atau mengalihkan perhatian pada tugas yang lain. Karena itu sejak awal sebaiknya orang tua atau pendidik telah memberikan bekal agar anak dapat memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting melalui pendidikan disiplin, tata tertib dan etika.
Kami yakin masih banyak cara-cara lain yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri remaja. Anda pun bebas memilih cara-cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan remaja anda. Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dengan membantu remaja dalam mengembangkan ketrampilan sosial berarti kita telah membantu mereka dalam menemukan dirinya sendiri sehingga mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku. Semoga bermanfaat

MAHASISWA BUMIPUTERA PERLU MENILAI KEKUATAN DIRI.
________________________________________

Mohd.Izwan Bin Hj.Md.Yusof,PMIUM
Dalam meneliti kenyataan Profesor Diraja Ungku Aziz yang menyatakan konsep dan falsafah universiti perlu diubah daripada untuk memenuhi pasaran kerja kepada mengeluarkan siswazah yang boleh mencipta permintaan;PMIUM berpendapat cabaran ini perlu dilihat secara positif.Ia perlu disahut dengan semangat yang tinggi dan hati yang terbuka samada oleh pihak pentadbiran universiti,mahasiswa yang masih menuntut di universiti mahupun siswazah yang sudahpun menamatkan pengajian mereka.
Berasaskan fakta yang dinyatakan oleh Pengarah Eksekutif Majlis Tindakan Ekonomi Negara , Datuk Mustapa Mohamed bahawa 24,728 siswazah IPT tempatan mengikuti skim siswazah menganggur(SSM) yang mana 94 % daripadanya adalah pelajar bumiputera , jelas menunjukkan kepada kita bahawa satu tindakan segera yang bersepadu melibatkan ketiga-tiga pihak di atas perlu diambil untuk menanganinya.
Naib Canselor Universiti Malaya;Profesor Dato’ Dr. Anuar Zaini dalam perutusan Tahun Baru pada 16 Januari 2002,menjelaskan bahawa matlamat UM pada tahun ini adalah untuk melahirkan graduan yang cemerlang dari sudut akademik dan syakhsiyyah,bernilai di pasaran tempatan dan antarabangsa,peka kepada aspirasi agama,bangsa dan negara seterusnya mempunyai pemikiran yang kritis dan kreatif serta berdaya saing.PMIUM berpandangan , jika setiap pentadbiran universiti di Malaysia menggariskan matlamat yang sedemikian,maka sedikit sebanyak ia mampu membendung gejala pengangguran di kalangan siswazah IPT tempatan khususnya bumiputera.Namun demikian,ia memerlukan peranan penting yang mesti dimainkan oleh mahasiswa dalam menguasai bidang lapangan masing-masing di samping menguasai Bahasa Inggeris dan kemahiran IT yang semakin diperlukan dalam dunia hari ini.Bahkan graduan atau siswazah yang sudahpun menamatkan pengajian mesti mampu berdikari,yakin pada diri sendiri,mempunyai ilmu yang praktikal kepada dunia semasa,mempunyai ketrampilan diri serta berdaya saing.
PMIUM menyeru kepada mahasiswa bumiputera khususnya agar tidak sekadar mengharapkan kelulusan yang cukup makan sahaja.Mereka perlu berusaha memastikan bidang yang dipelajari sekarang dikuasai dengan baik seterusnya mampu mencipta permintaan pekerjaan baru sebagaimana saranan Profesor Diraja Ungku Aziz.Justeru,tidak timbul soal punca utama pengangguran di kalangan siswazah bumiputera kerana memilih bidang sastera yang meliputi jurusan Sastera,Ekonomi,Perakaunan,Pentadbiran Perniagaan dan Pengajian Islam jika mereka mampu berdikari , bijak menilai peluang,dan tidak terlalu memilih kerja seawal tamatnya pengajian mereka di universiti.
Ini kerana PMIUM berpendapat mahasiswa daripada aliran sastera juga bernilai tinggi di pasaran kerja hari ini kerana mereka bukan sekadar mengetahui teori dan menguasai falsafah yang diperoleh dalam pembelajaran mereka, bahkan mempunyai kekuatan dalaman dan prinsip yang kukuh dan teguh dalam menghadapi cabaran alam pekerjaan seperti rasuah,pecah amanah dan pelbagai salah laku yang lain.
Selain itu,PMIUM juga menyeru mahasiswa supaya meraih pengalaman dengan menceburkan diri dengan kegiatan berpersatuan dalam usaha mematangkan fikiran,daya ketrampilan diri yang meyakinkan dan kemahiran interaksi sosial yang berkesan.Ini sekaligus dapat mengelakkan mahasiswa mengisi masa terluang dengan kegiatan tidak berfaedah seperti berpeleseran,terpengaruh dengan budaya hedonisme dan tidak bersungguh dalam pengajian mereka dengan mengabaikan perpustakaan .Bukti yang ada hari ini , jelas menunjukkan mereka yang bijak mengimbangkan di antara kegiatan berpersatuan dengan penumpuan akademik,berjaya mencapai kecemerlangan akademik yang lebih baik.Ia dapat dilihat dengan kejayaan saudara Shafik Badaruddin,25,pelajar jurusan Syariah dan Pengurusan yang memperoleh Anugerah Pelajaran Diraja sewaktu Konvokesyen Universiti Malaya pada tahun 1999 dan beliau merupakan Ketua Pengarah Biro Penerbitan PMIUM pada tahun tersebut.
Pada waktu yang sama,PMIUM tetap menyokong kenyataan Pengarah Jabatan Pendidikan Tinggi,Profesor Dr.Hassan Said yang akan mengarahkan semua IPTA tempatan untuk menjalankan keperluan pasaran kerjaya terlebih dahulu sebelum memperkenalkan program pengajian baru.Ia penting bagi memastikan graduan IPTA tempatan memenuhi keperluan pasaran kerjaya.Secara umumnya,PMIUM berpendirian semua pihak perlu berganding bahu untuk menangani masalah pengangguran di kalangan siswazah bumiputera, dengan memastikan semua pihak jelas akan tanggungjawab yang perlu dimainkan.Kepada mahasiswa bumiputera,ingatlah pesanan Pak Ungku, "Universiti hanya tempat mencari,menyampai ilmu dan membina ketrampilan diri.Universiti bukan tempat menyediakan pekerjaan".Oleh yang demikian,kita perlu berfikir sejenak dan merenung semula kekuatan diri masing-masing dalam menyedari peranan kita sebagai pewaris kepimpinan negara yang ada pada hari ini.

Teamwork
Oleh: Johanes Papu
Team e-psikologi

Dalam dunia usaha, penggunaan teamwork seringkali merupakan solusi terbaik untuk mencapai suatu kesuksesan. Teamwork yang solid akan memudahkan manajemen dalam mendelegasikan tugas-tugas organisasi. Namun demikian untuk membentuk sebuah team yang solid dibutuhkan komitment tinggi dari manajemen. Hal terpenting adalah bahwa teamwork harus dilihat sebagai suatu sumber daya yang harus dikembangkan dan dibina sama seperti sumber daya lain yang ada dalam perusahaan. Proses pembentukan, pemeliharaan dan pembinaan teamwork harus dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari team tersebut sehingga segala sesuatu berjalan secara normal sebagai suatu aktivitas sebuah teamwork, meskipun pada kondisi tertentu manajemen dapat melakukan intervensi.
Definisi Teamwork?
Secara umum teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Ketika seseorang bekerja didalam kelompok (team), akan ada dua isu yang muncul. Pertama adalah adanya tugas-tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team. Kedua adalah proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam kelompok itu. Tanpa memperhatikan proses maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi perusahaan dan hanya akan menjadi sumber masalah bagi perusahaan dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika proses tersebut ada dalam sekumpulan orang yang bekerjasama, maka performance mereka akan meningkat karena akan mendapat dukungan secara teknis maupun moral.
Mengapa Teamwork Diperlukan?
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Sebuah team dapat dilihat sebagai suatu unit yang mengatur dirinya sendiri. Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki anggota dan self monitoring" yang ditunjukkan oleh masing-masing team memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab. Bahkan ketika suatu masalah tersebut dapat diputuskan oleh satu orang saja, melibatkan teamwork akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah: pertama keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya. Kedua, keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Bila dilihat dari perspektif individu, dengan masuknya ia kedalam suatu kelompok (team) maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasi untuk mencapai suatu prestasi yang mungkin tidak akan pernah dapat dicapai seorang diri oleh individu tersebut. Hal ini dapat terjadi karena team mendorong setiap anggotanya untuk memiliki wewenang dan tanggungjawab sehingga meningkatkan harga diri setiap orang.
Siklus Hidup Sebuah Teamwork
Secara umum perkembangan suatu team dapat dibagi dalam 4 tahap:
• Forming, adalah tahapan dimana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu team. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali team yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
• Storming, adalah tahapan dimana kekacauan mulai timbul di dalam team. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua ngotot dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar dan sebagian lagi tidak mau berbicara secara terbuka.
• Norming, adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota team. Selain itu semua orang mulai mau menjadi pendengar yang baik. Mekanisme kerja dan aturan-aturan main ditetapkan dan ditaati seluruh anggota.
• Performing. Tahapan ini merupakan titik kulminasi dimana team sudah berhasil membangun system yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan team akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.
Ketrampilan yang Diperlukan
Ada dua ketrampilan utama yang seharusnya dimiliki oleh anggota sebuah teamwork, yaitu:
• Ketrampilan managerial (Managerial Skills), termasuk kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar, dan lain-lain.
• Ketrampilan interpersonal (Interpersonal Skills), termasuk kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain.
Dengan menjadi anggota suatu organisasi atau perusahaan maka secara tidak langsung Anda sudah menempatkan diri menjadi anggota sebuah teamwork. Nah, sudahkah Anda mempersiapkan diri dengan memiliki ketrampilan-ketrampilan seperti yang disebutkan diatas? (jp)
____________________________




10 Pedoman Pembinaan Diri yang Harus Ditaati Untuk Mencapai Kesuksesan dalam Kehidupan Ini
1. Ia harus mau menghormati orang lain yang lebih daripadanya, baik usia lebih tua, kedudukan lebih senior darinya, orang yang sudah membantu dan berjasa kepadanya serta ia harus akur dengan bawahan maupun orang yang lebih lemah daripadanya.
2. Ia harus mempunyai kesabaran yang lebih dari orang lain.
"Orang lain tidak bisa sabar, saya harus bisa sabar."
Kesabaran tersebut tentunya harus sesuai Hukum Karma, oleh karena itu, ia harus mempunyai kekuatan batin, daya tahan mental yang tinggi serta harus mampu melatih pikirannya ke arah kebijaksanaan yang berpengertian.
3. Melaksanakan perbuatan yang orang lain tidak bisa, atau tidak mau dilakukan orang lain.
Misalnya, mengabdi atau melakukan perbuatan yang berguna untuk orang lain, walaupun perbuatan tersebut sangat lelah, ia tidak mengaluh. Dengan kata lain, ia membantu orang lain memperoleh kemenangan dan kesuksesan.
4. Senang bersamadhi dan intropeksi perbuatan sendiri yang telah dilakukan maupun yang dilakukan. Tentu untuk koreksi perbuatan yang salah dan menambah perbuatan baik, contoh soal:
- Perbuatan baik yang sudah ia lakukan, harus terus menerus dilakukannya.
- Perbutan baik yang belum ia lakukan, segera diwujudkan dalam perbuatan yang nyata.
- Perbuatan yang tercela atau lali yang telah dilakukan, ia timbulkan rasa menyesal dan malu melihat perbuatannya sendiri dan segera memperbaikinya. Baik secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ia tidak segan-segan memberi hukuman kepada dirinya sendiri atas perbuatan yang salah itu.
- Pikiran jahat atau kemauan yang jahat yang belum ia lakukan, segera dihentikannya, bagaikan orang mengusir atau menjauhkan ular yang bebisa.
5. Pantang membicarakan perbuatan orang lain yang salah dengan cara menyebarkan gosip. Bila ia membicarakan kesalahan orang lain tentu dengan cara yang benar dengan satu motivasi agar orang tersebut dapat memperbaiki sirinya sendiri dan melakukan perbuatan yang lebih baik.
6. Hidup sederhana, tidak bermewah-mewahan dan bisa melakukan perbuatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi dengan berpedoman pada ajaran Buddha.
7. Selalu bersembahyang dan mengalunkan pujian Namo Amitabha Buddha, baik dalam hati, dengan suara kecil maupun suara bernyanyi, atau dengan irama pernafasan. Dalam berbicara selalu ingat Buddha Dharma.
8. Bila pikiran, kemauan mendengar, melihat perbuatan yang tercela, maupun yang dapat menimbulkan hal-hal yang tercela atau pikiran yang menghayal, harus segera dialihkan, dihindari, maupun dijauhkan, dan menimbulkan juga rasa malu kepada diri sendiri dan takut akibatnya.
9. Tidak lupa selalu melatih diri di dalam jalan ke-Budhaan, dan selalu timbulkan rasa rendah diri dengan selalu berpikir daya kemampuanku atau perbuatanku sesungguhnya tidak perlu ada yang dibanggakan atau yang dapat disombongkan. Hati-hati jangan terjebak dalam kesombongan yang dapat menjadi hambatan kemajuan lagi dalam pembinaan dirinya.
10. Pikiran selalu ke arah positif atau yang baik saja, dan jangan suka menghakimi kelakuan dan perbuata orang lain yang salah, melainkan selalu intropeksi perbuatan sendiri dan selalu melihat orang lain sebagai calon Bodhisatva atau semua orang calon terbaik juga.
-Jakarta, 15 Desember 1998 03.10am
Pedoman bagi mereka yang ingin maju
Manfaatkan masa muda, sebentar lagi usia lanjut akan tiba di mana kita tidak dapat berbuat sesuatu lagi.
Segala permulaan memang sukar akan tetapi dapat diatasi dengan besar dan kemauan yang teguh.
"Ingatlah! Perjalannan 10 km pun dimulai dengan satu langkah."
Perhatikan orang yang lebih sukses dari kita dan pelajari apa sebabnya ia bisa maju kemudian tandingilah.
Tidak ada guna merasa iri hati dengan orang lain tapi berusahalah untuk melebihinya.
Kerugian, kesukaran, dan kegagalan seringkali bukan disebabkan nasib malang melainkan kebodohan.
Malas adalah sumber dari kesengsaraan dan kebodohan serta musuh yang paling besar.
Orang bodoh tidak akan pernah sadar bahwa ia bodoh bila belum berhadapan dengan kebijaksanaan.
Kemahuan walaupun sedikit merupakan selangkah lebih dekat ke tujuan.
Orang yang mengatakan:"Saya tidak dapat!", berarti orang yang kehidupannya akan celaka. Dan orang yang mengatakan :"Saya akan coba!", ia boleh mengharap hasil yang baik tetapi orang yang mengatakan "Saya akan kerjakan!" adalah orang yang pasti sukses dan beruntung.
Dunia ini ibarat roda yang terus berputar mengikuti jalannya kendalimu, mundur majunya engkau punya peluang.
"Mengapa engkau tidak pergunakan dengan baik?"
10 Petunjuk Sukses
1. Nilai waktu Jangan membuangnya
2. Kenikmatan bekerja keras Jangan malas
3. Kebijaksanaan ekonomi Jangan boros
4. Nilai watak Jangan curang
5. Panggilan tugas Jangan menghindari tanggung jawab
6. Martabat kesederhanaan Jangan mempersulit
7. Kebijaksanaan kesadaran Jangan mudah kesal
8. Kekuatan budi baik Jangan masa bodoh
9. Nilai kegigihan Jangan menyerah
10. Peningkatan keahlian Jangan berhenti berlatih
________________________________________
Berkah Utama / Kemenangan Mulia
1. Tidak bergaul dengan yang tidak bijak dan bodoh.
Bergaul dengan mereka yang bijak.
Menghormati mereka yang patut dihormat.
2. Hidup di tempat yang sesuai.
Mempunyai kebajikan dalam hidup yang lampau.
Menuntun diri ke arah yang benar.
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
Patuh dan tertib di dalam tata susila.
Ucapannya selalu ramah tamah.
4. Membantu ayah dan ibu.
Membahagiakan anak dan istri.
Bekerja bebas dari pertentangan
5. Berdana dan hidup sesuai dengan Dharma.
Suka menolong sanak keluarga.
Tingkah lakunya tidak tercela.
6. Menghindari, tidak melakukan kejahatan.
Menjauhkan diri dari minuman keras, obat-obatan ynag dapat menyebabkan kemerosotan moral
Tekun dalam menjalankan kebajikan.
7. Haatinya lapang menerima dan rendah hati.
Selalu merasa puas dan berterima kasih.
Mendengarkan dharma pada saat yang sesuai.
8. Sabar, rendah hari bila diperingatkan
Suka mengunjungi para pertapa.
Membahas dharma pada saat yang sesuai.
9. Bersemangat menghadapi hidup suci
Menembus dan kebenaran arya
Serta mencapai kebebasan sejati
10. Meski tergoda hal-hal duniawi
Namun boboh tidak tergoyahkan
Tiada susah dan noda, penuh damai.
11. Karena dengan mengusahakan hal-hal itu,
manusa tidak terkalahkan di manapun juga.
Serta berjalan dengan aman kemana saja.
Itulah Berkah Utama.
8 Faktor Jalan Mulia
1. Pandangan benar.
2. Pikiran benar.
3. Ucapan benar
4. Perbuatan benar
5. Mata pencaharian benar
6. Usaha benar
7. Perhatian benar
8. Samadhi benar.
Untuk memperoleh pandangan benar ini, kita harus mengetahui:
1. Pandangan benar perihal kenyataan hidup.
2. Pandangan benar perihal mengetahui karma kita sendiri.
3. Pandangan benar perihal tujuan hidup kita.
________________________________________

Renungan
1. Dalam kehidupan ini ada yang senang, ada yang susah. Pada hakekatnya semua itu hanyalah proses dari segala perbuatan yang dilakukan oleh diri sendiri.
2. Semua kondisi terjadi karena jodoh, tercipta karena sebab yang membentuk jodoh karma yang baik maupun buruk.
3. Perbuatan baik, cepat atu lambat akan menghasilkan buah karma kebahagiaan.
Perbuatan jahat atau tercela hanya menunggu waktu berbuahnya penderitaan.
4. Perjalanan manusia ada 3 jalan:
- Menunggu nasib.
- Merusak nasib.
- Memperbaiki nasib.
"Kita sebagai manusia biasa bisa memperbaiki dan merubah nasib jelek menjadi baik dengan jalan selalu berbuat kebaikan dan kebajikan."
Menanam sebab yang baik akan menghasilkan buah karma yang baik pula.
Nasib baik perbuatan baik sukses segera terwujud.
Nasib baik perbuatan jahat masa depa tidak terjamin baik.
Nasib buruk perbuatan baik hari tuanya terjamin baik.
Nasib buruk perbuatan jahat seumur hidup menderita.
"Hari esok penuh harapan untuk mencapai kebahagiaan!"
Renungan Kesadaran
Orang dungu selalu tidak puas, menyesalkan diri, menyia-nyiakan keadaan.
Orang bijaksana selalu dapat mensyukuri apa yang ada dan menyadari arti kehidupan ini.
________________________________________
Jika anak hidup dengan saling pengertian ia belajar menjadi sabar.
Jika anak hidup dengan dorongan ia belajar percaya diri.
Jika anak hidup dengan pujian ia belajar menghargai.
Jika anak hidup dengan kejujuran ia belajar menjadi adil.
Jika anak hidup dengan rasa aman ia belajar memiliki kepercayaan.
Jika anak hidup dalam dukungan ia belajar menyukai dirinya.
Jika anak diterima dan hidup dalam persahabatan ia belajar ia belajar menemukan cinta di dunia.
________________________________________
Jangan Marah dan Emosi
Hidup ini bagaikan panggung sandiwara.
Ada jodoh baru bisa berjumpa.
Bila jodohnya cukup bayak dapat berkumpul.
Untuk menjadi satu betapa susahnya.
Mengapa kita tidak mau mendayagunakan?
Menyenangkan walaupun susah.
Sadar maupun tidak sadar.
Semuanya berasal dari hasil perbuatan sendiri.
Mau tidak mau diri sendiri juga yang menerima.
Hentikan perbuatan bodoh dan jahat.
Selalu senang berbuat yang baik dan berguna.
Menjatuhkan diri dalam Budha Dharma.
Bahagia adanya.
Karena soal kecil, emosi dan marah.
Nama rusak, pikiran dan perasaan menjadi susah.
Aku sakit dan sengsara, siapa yang senang?
Pikir dipikir lebih baik tidak emosi dan marah.
Satu kata aku lepaskan dalam jiwa.
Badan sehat, hati senang hidup di surga loka.
Mata Kebijaksanaan
Manusia biasa bisa disebut buta
bila ia tidak mau melihat kesunyataan
ia harus selalu memelihara pikiran kebajikan
baru ia bisa melihat kesunyataan
Nyalalah api kebijaksanaan
Hadapi Kenyataan dan Tidak Melekat
Memperhatikan semua hakekat Dharma timbul dan lenyapnya
Semua orang uang ada hakekatnya kosong belaka, hampa dan tiada intinya
Memahami sukses dan kegagalan di dunia ini
Semua berasaldari benih perbuatan sendiri
(Avatamsaka sutra Bab 25 ayat ke 10)
Benih
Jika benih tak ditanam,
bagaimana anda mengharapkan
tumbuhnya buah?
Jika tidak merawat dan memupuk,
bagaimana anda mengharapkan
panen berlimpah?
Segala kondisi adalah jodoh,
tercipta karena sebab.
Jika sebabnya tiada,
layakkah mengharapkan isinya?
Kemelekatan membentuk kondisi.
Jika tak dapat melepaskannya,
anda tetap seorang manusia bisa,
yang berputar dalam arus
ketidak-pastian
derita, tanpa inti adanya.
Setitik Debu
Setitik debu tidak terlihat noda pada lantai
Tapi ratusan, ribuan, jutaan titik-titik debu berkumpul menjadi satu
Akan mengakibatkan noda-noda hitam di lantai.
Setitik cahaya, tidak terlihat di dalam hutan
Tapi ratusan, ribuan, jutaan titik-titik cahaya berkumpul manjadi satu di tempat yang sama
Menjadikan sinarnya tersebut terang benderan di dalam hutan.
Bersatu kita kuat
Hanay dengan satu hati, tujuan baik yang sama dan saling mendukung
Kita akan menjadi besar dan berguna.
Api Keinginan
Keinginan sesaat timbul yang salah
Terbukalah pintu penderitaan
Jika dapat mengendalikannya
Terbakar musnah semua benih karma buruk yang ada.
Keinginan sesaat timbul yang salah
Ratusan ribuan karma buruk terbuka
Dapat mengendalikan keinginan dan emosi yang salah
Akan memperoleh kegembiraan dalam Dharma yang abadi
Api dosa dalam jiwa, dapat membakar Hutan Pahala
Menjalankan hidup dalam jalan pertapaan Bodhisattva
Lenyap api dalam jiwa
Ksanti melindungi jiwa raga
Memasuki lautan kegembiraan

Tiada ulasan:

Catat Ulasan